Rabu, 29 Juni 2011
Selasa, 21 Juni 2011
Sakit gigi ku, pelajaran ku
Otak tak bisa berfikir, badan tak ingin berjalan, hal ini selalu mengiringi datangya sakit gigi. Sabar adalah satu-satunta hal yang di tuntut ketika sakit gigi sedang menimpa. Sabar bukan diam membiarkan sakit gigi tanpa usaha. Berusaha untuk mengobati juga merupakan hal yang wajib, tapi walaupun tak wajib hal ini sudah pasti dilakukan semua orang, bukan karena wajib tapi karena tak ingin berlama-lama terkurung dalam rasa sakit yang melumpuhkan nafsu untuk beraktifitas.
Saat aku terkena sakit gigi, hal yang pertama muncul dalam otak saya adalah “ udah lah sabar adja, besok juga udah sembuh”, setelah saya pikir apa yang telah saya lakukan adalah hal yang salahkarena sabar itu setelah usaha. Itu hal yang pernah saya dengar di pengajian, walaupun saya lupa haditsnya tapi itu hal yang benar menurut keyakinan saya. Pertama ikhtiar, lalu do`a, kemudian sabar disertai dengan tawaqal adalah urutan perbuatan yang direkomendasikan agama dalam segala cobaan.
1. Ikhtiar,
ikhtiar adalah usaha yang dilakukan untuk mendapatkan suatu hal. Dalan kasus sakit gigi ikhtiar bisa dengan pergi ke dokter ahli gigi, ke rumah sakit terdekat, atau membeli obat di apotek terdekat.
Kesalahan besar dalam ikhtiar yaitu minum obat yang tidak teruji secara ilmiah, seperti minum air putih yang di dalamnya dicelup kertas dengan tulisan-tulisan tak jelas dari seorang dukun atau dari manapun dan hal-hal lain yang diluar penalaran aqal sehat. Hal ini salah karena sangat dekat dengan kemusyrikan.
2. Do`a
Do` atau berdo`a adalah meminta sesuatui kepada Allah. Berdoa bisa menggunakan bahasa apa pun, jawa, indonesia, atau bahasa daerah mana pun yang ada di belahan indonesia. Dalam sakit gigi misalnya meminta kesembuhan kepada Allah, jika sembuh lebih dari pada sakit menurut Allah.
Kesalahan yang sangat besar dalam doa adalah anggapan bahwa doa harus dengan bahasa arab, hal ini juga sangat dekat dengan kemusyrikan, karena bisa timbul persepsi bahwa doa adalah mantra. Dalam doa yang bisa menyembuhkan bukanlah do`anya tetapi ijabah dari Allah dan Allah adala Dzat yang mengetahu segala macam bahasa, karena beliau lah yang menciptakan segala bahasa.
3. Sabar
Sabar dan tawaqal adalah sesuatu yang mirip dalam bentuk prilakunya, tetapi pada dasarnya berbeda. Sabar dan tawaqal pada sakit gigi yaitu ketika sudah berikhtiar dan juga sudah berdo`a, memasrah kan segala sesuatunya kepada Allah dan menerima dengan tanpa ada rasa tidak terima atas apa yang menimpa dirinya. Untuk pengertian masing-masing lebih lanjut akan kami jelaskan di posting selanjutnya. insyAllah
Semoga Bermanfaat
Rabu, 15 Juni 2011
magnum dalam perspektif psikologi
Pada akhir tahun 2010 tepatnya sekitar bulan November 2010, tujuh belas tahun setelah kemunculan Magnum, terdapat fenomena unik di Indonesia. Es krim Magnum menjadi sebuah barang langka. Begitu booming, fenomena ini menjadi timeline di beberapa social network bahkan dalam salah satu blog menyebutkan bahwa Magnum menjadi salah satu demam remaja di tahun 2010, satu level dengan demam Blackberry. Dan uniknya lagi dalam beberapa blog disebutkan bahwa indikator gaul sekarang adalah magnum. Sangat menarik mengingat es krim tersebut sudah ada di pasaran sejak tahun 1994. Dan hanya karena iklan barang yang sudah lama tersebut menjadi booming dan bahkan menjadi barang langka yang menjadi pembicaraan anak-anak muda di Indonesia.
IKLAN
Iklan Magnum di televisi memang memainkan peranan yang kuat dalam fenomena ini. Dari tayangan iklan yang hanya berdurasi lima menit ini semuanya berawal. Iklan Magnum yang tampil di televisi sekitar bulan November 2010 cukup sukses membuat para konsumen pecinta es krim juga pecinta cokelat tertarik untuk mencoba Magnum. Visualisasi iklan yang bagus, ditambah dengan pesan yang disampaikannya “memakan es krim Magnum adalah menikmati sesuatu yang eksklusif dan mewah”. Sebelum adanya iklan ini banyak konsumen yang tidak tahu bahwa Magnum itu ada. Setelah iklan muncul dengan komponen-komponennya yang atraktif menjadikan tonggak awal strategi persuasif digencarkan.
Substansi iklan sangat menarik, visualisasi dan audionya yang chick membuat kita terpesona dibuatnya. Iklan ini mengkomunikasikan bahwa “Magnum membuat anda seperti putri raja”. Tidak seperti iklan lain yang biasanya dibintangi oleh wanita cantik atau artis terkenal, iklan Magnum ini justru menggunakan tokoh utamanya yang sangat biasa dengan rambut yang agak ikal dan wajah yang biasa serta dandanan yang casual. Tapi inilah yang menjadi kekuatan dari iklan Magnum. Setelah sang wanita memakan es dengan bunyi “kruk”, tervisualisasilah dia bagai putri raja. Dikipasi para dayang, ditiupi terompet, dielu-elukan, bahkan menjadi layaknya seorang ratu.
Selain itu, cokelat tebal Belgia yang ditonjolkan dalam iklan menjadikan daya tarik untuk menikmati Magnum bahkan bukan hanya bagi pecinta es krim melainkan juga penggemar cokelat. Nampak dalam visualisasi iklan, ketika “sang ratu” menggigit es krimnya, ada seorang lelaki botak yang minder dengan cokelat di tangannya. Ya, sebuah cokelat, bukan es krim seperti yang dipegang “sang ratu”. Adegan itu mengesankan bahwa es krim sang ratu mengalahkan cokelat miliknya. Es krim berlapis cokelat Belgia mengalahkan cokelat batang. Sedahsyat apa cokelat di luar es krim Magnum itu sehingga cokelat batang pun minder dibuatnya? Sensasi cokelat itu juga diperkuat dengan bunyi “kruk” menambah persepsi bahwa cokelatnya benar-benar enak dan tebal. Lagi-lagi penonjolan bermain peran di sini. Memainkan persepsi penikmat iklan tersebut.
Suatu produk tidak akan terkenal tanpa adanya promosi, dan iklan merupakan media promosi yang menjanjikan. Magnum mencitrakan produknya adalah es krim premium dengan harga yang cukup mahal yaitu Rp. 10.000. Dan harga tersebut sebanding dengan kenikmatan yang diperolehnya. Harga tersebut sebanding dengan kemewahan produknya.
TIMELINE di SOCIAL NETWORK
Setelah iklan sukses membuat beberapa penonton membeli Magnum, Magnum menjadi bahan pembicaraan paling top pada beberapa social network. MyMagnumID akun Magnum di Facebook dan Twitter memiliki anggota yang cukup banyak. Isi dari wall-nya rata-rata adalah komentar-komentar tentang Magnum dan sensasi cokelat Belgianya. Twitter berbayarnya pun memiliki followers yang cukup banyak. Mereka saling share kelezatan es krim Magnum dan menambah rasa penasaran bagi siapa saja yang tergoda akan iklan televisinya namun belum membeli Magnum.
Psikologi persuasi menyebut strategi pemasaran seperti ini sebagai pembuktian sosial. Para pengiklan biasanya menginformasikan kepada konsumen kapan suatu produk menjadi yang paling banyak terjual karena dengan demikian mereka tidak harus meyakinkan konsumen secara langsung bahwa produk mereka baik. Dengan adanya akun Magnum di social network dan dengan banyaknya anggota yang terdaftar di dalamnya saling berbagi pengalaman tentang dahsyatnya Magnum tersebut dan sensasi yang ditimbulkannya, membuat para pembaca komentar-komentar tersebut terutama yang belum membeli produk itu semakin yakin bahwa Magnum berkualitas.
Dengan teknik pembuktian sosial ini produsen mampu mempromosikan produk mereka tanpa harus meyakinkan konsumen secara langsung. Konsumen akan cenderung percaya dengan kualitas produk saat banyak orang yang membelinya atau memakannya ditambah dengan komentar-komentar dan kesaksian mereka tentang produk tersebut. Dan hasilnya, promosi yang secara terus menerus melalui coment-to-comment (seperti mulut ke mulut) dan strategi ini menambah penasaran bagi yang lainnya.
Contoh-contoh akun yang ada pada saat itu adalah MyMagnumID, Magnumize your Friend, dll. Tentu saja dengan pembuktian sosial ini calon konsumen lain bisa terjerat dengan rasa penasaran mereka dan ingin mencoba suatu produk yang juga dicoba oleh banyak orang lain.
KELANGKAAN
Meila Putri Handayani branch manager Walls PT Unilever tbk menyampaikan bahwa pemasaran es krim Magnum kali ini sedikit berbeda dengan sebelumnya. Strategi mereka adalah gencar beriklan di media massa (terutama televisi dan koran) sementara produksi es krim masih tetap (belum ditingkatkan). Strategi tersebut dilakukan untuk melihat seberapa besar respon dan antusiasme masyarakat terhadap Magnum.
Strategi tersebut cukup berhasil membuat para konsumen penasaran dan menjadi banyak yang menjadi MagnumSeeker istilah yang digunakan pada MyMagnumID untuk menyebut para konsumen yang berburu Magnum. Hasilnya, Magnum menjadi es krim yang paling diburu dan menjadi langka di pasaran. Beberapa konsumen bahkan menuliskan komentar-komentarnya pada social network seperti “Beli es krim magnum dimana?” hal ini menambah ramai fenomena tersebut. Komentar-komentar lain yang ada pada media terutama internet tentang kelangkaan yang terjadi mengakibatkan para konsumen yang sudah terjerat iklan menjadi penasaran dengan hebohnya opini publik di social network.
Hal ini berakibat pada banyaknya penuliskan artikel, opini dan cerita tentang “korban iklan Magnum” bahkan banyak forum-forum di web yang membahas tentang Magnum dan para pencarinya ini. Forum-forum ini sangat beragam, seperti rasa penasaran dan pujian terhadap Magnum yang menurut mereka sangat enak dan sesuai dengan harganya.
Kelangkaan yang terjadi merupakan sebuah strategi yang unik dan menambah kuat (reinforce) pada pemikiran konsumen dan calon konsumen. Jadi, kelangkaan juga menjadi penguat yang dapat meyakinkan konsumen bahwa produk Magnum tersebut laku keras di pasaran. Hampir di tiap swalayan dan box es krim Walls menjadi tujuan pengunjung. Banyak konsumen yang rela mencari Magnum di beberapa toko untuk mengetahui stok Magnum di toko tersebut karena banyak toko dan box es krim Walls yang menuliskan keterangan “Magnum Kosong”. Hal ini menambah rasa penasaran pada konsumen.
Hasil dari angket yang disebar di lingkungan kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebanyak 30 angket maupun angket online yang dibuat melalui surveyfactory.com dan dipublikasikan melalui situs jejaring sosial facebook dan twitter dengan 10 item yang disajikan, didapatkan hasil bahwa iklan Magnum berhasil mempengaruhi perspektif kognisi sosial dari konsumen. Strategi marketing dari produsen Magnum dengan iklan es krim Magnum yang sangat persuasif dan heboh dapat mempengaruhi minat beli masyarakat. Harga yang relatif mahal dari sebuah es krim bahkan tidak menjadi penghalang bagi konsumen untuk tetap merasakan kelezatan es krim Magnum yang ditawarkan. Dari item-item yang terdapat pada angket membuktikan bahwa visualisasi iklan dengan penonjolan-penonjolan produknya dapat mengalahkan harga Magnum yang mahal serta sulitnya mendapatkan Magnum tersebut sehingga hal ini bukan sebuah penghalang bagi konsumen untuk tetap merasakan keistimewaan yang dijanjikan Magnum. Angket online yang dipublikasikan melalui situs jejaring sosial facebook dan twitter mendapatkan perhatian sebanyak 30 responden lebih terhitung hari Senin 13 Juni 2011.
Sabtu, 04 Juni 2011
pendahuluan
puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha kuasa yang telah melimpah kan karunianya kepada kami, tidak dapat kami hitung banyak nikmat yang telah beliau turunkan untuk kami. Kami bisa menyusun buku ini semata hanya karna beliau, ilmu yang beliau turunkan kepada kami, kekuatan, kesehatan, pikiran, akal, dan segala perlengkapan yang beliau rizkikan.
Sholawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Muhammad S.A.W. Nabi pemimpin para Nabi, dan Rasul penyempurna para rasul sebelumnya. Tak ada Nabi atau pun Rasul setelah beliau, dunia dan segala isinya diciptakan Allah krena belia, penolong kita di hari kiamat kelak. Trimakish kami tak kan pernah cukup dibandingkan dengan jasa, perjuangan beliau membela agama Allah yang bisa kita nikmati hingga hari ini tanpa ada suatu apapun yang memberatkan kita menikmatinya. Ilmu yang takkan pernah cukup dinilai dengan mata uang apa pun beliau telah membawa dan membelanya untuk tetap ada di muka bumi untuk dipelajari dan diamalkan sebagai pedoman menjalani hidup.
Menusun buku ini kami lakukan dengan tujuan bisa membantu saudara-saudara kami yang membutuhkan sedikit pengetahuan hususnya tentang ilmu, pencari ilmu, dan penyebar ilmu yang insyaAllah akan kami sampaikan dalam buku ini. Dalam zaman yang dikatakan dalam Al-Quran maupun Al-Hadits akhir zaman ini banyak kami temukan kekeliruan penafsiran tentang ilmu dan penyalah gunaanya, juga pemahman tentang pencari ilmu dan penyebarr ilmu.
Langganan:
Komentar (Atom)